Sabtu, 13 November 2021

Kata R Haidar Alwi Direktur Eksekutif HAI Tentang Polemik Tes PCR

 



Jakarta, WartaHukum.com - Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi mengatakan, serangan terhadap Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir secara perlahan telah membuka tabir para pemain besar tes Covid-19 yang sesungguhnya.


Hingga Kamis, 11 November 2021, tercatat sebanyak 894 laboratorium pemeriksa Covid-19 yang terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan. Laboratorium tersebut dimiliki oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI, POLRI dan swasta.


Bermodalkan akta terbaru perusahaan yang diperoleh secara legal dan sejumlah sumber terpercaya lainnya sebagai data pendukung, saya mencoba merangkum daftar 8 perusahaan pemain besar tes Covid-19.


”Tujuannya untuk meluruskan kesimpangsiuran yang terjadi di ruang publik sehingga polemik tes PCR yang membumbung selama dua pekan terakhir dapat segera diakhiri,” kata Haidar keterangan tertulisnya, Sabtu (13/11/2021).


Berikut daftar 8 perusahaan yang diduga menjadi pemain besar tes Covid-19 lengkap dengan aktor-aktor kelas kakap yang berada di belakangnya:


1. PT Satu Laboratika Utama (Swab Aja). Swab Aja memiliki 33 cabang yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Makassar dan Batam. Perusahaan ini dikuasai oleh keponakan Jusuf Kalla yang bernama Erwin Aksa bersama istrinya, Andi Fatmawati Manggabarani. Ayahnya, Aksa Mahmud merupakan konglomerat pendiri Bosowa Corp. Sedangkan ibunya adalah Ramlah Kalla, adik kandung Jusuf Kalla.


Pemegang saham Swab Aja tercatat atas nama Erwin Aksa sebanyak 10% dan PT Satu Indocorpora Utama sebanyak 90%. Secara langsung, porsi kepemilikan Erwin Aksa di Swab Aja memang kecil. Tapi jika dirunut sampai ke induknya, akan diketahui bahwa Erwin Aksa dan istrinya, Andi Fatmawati Manggabarani juga menguasai Swab Aja secara tidak langsung.


PT Satu Indocorpora Utama sebagai pemegang saham mayoritas Swab Aja, dimiliki oleh Erwin Aksa sebanyak 2,5% dan PT Trinisyah Ersa Pratama sebanyak 22,5%. Sementara sisanya 75% saham belum diterbitkan oleh perusahaan.


Saham PT Trinisyah Ersa Pratama sebagian besar dimiliki oleh Erwin Aksa dan istrinya, Andi Fatmawati Manggabarani dengan porsi 24,97%. Pemegang saham lainnya yakni Ahmad Muhiddin sebanyak 0,02%. Sisanya sekitar 75% belum diterbitkan oleh perusahaan.


Selain menjadi pemegang saham, Erwin Aksa juga menjabat sebagai Komisaris Utama Swab Aja dan PT Trinisyah Ersa Pratama. Demikian pula istrinya, Andi Fatmawati Manggabarani juga menjabat Komisaris PT Trinisyah Ersa Pratama.


2. PT Budimanmaju Megah Farmasi (Bumame). Memiliki 41 cabang yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Palembang, Bali dan Yogyakarta. Perusahaan ini dikuasai oleh Jack Budiman, pengusaha yang dekat dengan Tommy Winata. Jack Budiman dikenal sebagai pemilik gurita bisnis Wisar Group.


Sebagian besar saham PT Budimanmaju Megah Farmasi dimiliki oleh PT Bumame Jakarta Indonesia sebanyak 20%. Pemegang saham lainnya adalah James Andrew Wihardja (Direktur Utama) dan Timotius Grady Limandra (Komisaris Utama) masing-masing 2,5%. Sisanya sebanyak 75% saham belum diterbitkan oleh perusahaan.


PT Bumame Jakarta Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas PT Budimanmaju Megah Farmasi, sahamnya dimiliki secara langsung oleh Jack Budiman (Direktur) sebanyak 95% dan anaknya Audrey Budiman (Komisaris) sebanyak 5%.


3. PT Daya Dinamika Sarana Medika (DDSM). Disebut memiliki 40 cabang yang tersebar di Jabodetabek, Cianjur, Tegal, Pematang Siantar dan Kota Medan. Perusahaan ini ramai diperbincangkan sebagai unit bisnis Dompet Dhuafa. Namun, Dompet Dhuafa menegaskan tidak memiliki kepemilikan atas PT DDSM. Jaringan layanan kesehatan Dompet Dhuafa adalah PT Daya Dinamika Medika atau PT DDM.


Walau demikian, ternyata nama Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi tercatat sebagai pemegang saham terbesar ke-tiga di PT DDSM dengan porsi kepemilikan sebanyak 2,5%. Di atasnya ada PT Lingkar Sehat Indonesia sebanyak 7,5% dan Irmawati sebagai pemegang saham mayoritas sebanyak 15%. Sisanya 75% saham belum diterbitkan oleh perusahaan.


Tidak diketahui siapa Irmawati yang dimaksud sebagai pemegang saham mayoritas PT DDSM. Sedangkan PT Lingkar Sehat Indonesia dimiliki oleh 8 orang pribadi. 7 orang di antara masing-masing menggenggam 11,25% dan 1 orang lainnya sebanyak 10%.


Manajemen PT DDSM ditempati oleh Istiqamah Yusuf sebagai Komisaris dan Ni’am Masykuri sebagai Direktur. Keduanya tidak memiliki saham di PT DDSM.


4. PT Inti Bios Persada Sejahtera (Intibios) memiliki 34 cabang yang tersebar di 17 daerah di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh politikus Partai Nasdem yang juga mantan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. Enggartiasto Lukita terhubung dengan Intibios melalui kedua anaknya, Rinaldy Ananda dan Rina Anandita.


Pemegang saham Intibios antara lain PT Anugerah Perkasa Investama sebanyak 21,33%, Bellynawati sebanyak 8,33% dan Nanny Djaya sebanyak 3,67%. Sisanya sebanyak 66,67% saham belum diterbitkan oleh perusahaan. Meskipun tanpa kepemilikan saham, putra bungsu Enggartiasto Lukita, Rinaldy Ananda menjabat sebagai Komisaris.


PT Anugerah Perkasa Investama sebagai pemegang saham mayoritas Intibios, dimiliki oleh PT Pratama Sukses Jaya Mandiri sebanyak 7,5%, PT Mitrausaha Suma Perdana sebanyak 7,5%, PT Cahaya Bari Jakarta sebanyak 7,5% dan PT Kardus Klik Opapaci Raya sebanyak 2,5%. Sisanya sebanyak 75% belum diterbitkan oleh perusahaan. Meskipun tanpa kepemilikan saham, putri sulung Enggartiasto Lukita, Rina Anandita menjabat sebagai Direktur.


5. PT Quicktest Laboratorium Indonesia (Quicktest) memiliki 31 cabang yang tersebar di Jabodetabek, Medan, Makassar dan Balikpapan. Perusahaan ini dikuasai oleh pendiri Avisha Group yang bernama Irawati Muklas. Ketika momentum Pilpres 2019, Irawati Muklas merupakan Direktur Kampanye Udara Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) di bawah komando Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum yang mendukung Jokowi-Ma’ruf.


Irawati Muklas yang merangkap sebagai Direktur Utama, menjadi pemegang saham mayoritas Quicktest dengan porsi kepemilikan mencapai 75%. Sisanya dimiliki oleh Haekal Yassier Anshari merangkap Direktur sebanyak 17,5% dan Erita yang merangkap Komisaris sebanyak 7,5%.


6. PT Sari Multi Raya Artha (SmartcoLab) memiliki 24 cabang yang tersebar di Jadetabek dan Bali. Perusahaan ini dikuasai oleh Sari Binarti Widyastuti atau yang lebih dikenal dengan nama Dari Pramono. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Bidanv Ketenagakerjaan, Vokasi dan Kesehatan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di bawah pimpinan Mardani H Maming.


Sari Pramono yang merangkap sebagai satu-satunya Direktur di SmartcoLab mengusai 95% kepemilikan saham. Sisanya sebanyak 5% dimiliki oleh Vicky Irwan Sutikno yang merangkap Komisaris. Sedangkan Komisaris Utama tercatat atas nama Ritchie Glen Yapranadi. Nama terakhir pernah menjadi Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Dapil Bangka Belitung pada Pileg 2014 silam.


7. PT Lentera Satu Medika (SpeedLab) memiliki 14 cabang yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Balikpapan, Palembang dan Pontianak. Perusahaan ini didirikan oleh Denni Mappa dan Titi Rusdi. Keduanya juga tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ketika momentum Pilpres 2019 lalu, Titi Rusdi menjabat sebagai Wakil Sekretaris Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) yang mendukung Jokowi-Ma’ruf.


Sebagian besar saham SpeedLab dimiliki oleh Denni Mappa yang merangkap sebagai Direktur dan Gigih Yulihamtono yang merangkap Komisaris Utama dengan porsi kepemilikan masing-masing 24%. Sebanyak 12% dimiliki oleh Dellanda Emsza Noerpriasari yang merangkap Komisaris. Sisanya sebanyak 40% saham belum diterbitkan oleh perusahaan.


8. PT Innolab Sains Internasional (Kalgen Innolab). Memiliki 8 cabang yang hanya tersebar di Jakarta. Kalgen Innolab merupakan perusahaan patungan antara Indonesia dan Jepang. Perusahaan ini terhubung dengan konglomerat pendiri Kalbe Farma, Boenjamin Setiawan melalui kedua saudaranya Theresia Harsini dan Khouw Lip Swan.


Pemegang saham Kalgen Innolab antara lain PT Kalbe Farma Tbk sebanyak 38%, Toyota Tsusho Corporation dan Health Sciences Research Institute Inc masing-masing sebanyak 12,67%. Sisanya sebanyak 36,66% saham belum diterbitkan oleh perusahaan.


("et")


 

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Tulis komentar

Berita Terbaru

Back to Top